Resensi Novel: "Looking For Alaska"

Jangan mentang-mentang sudah pakai smartphone, lantas handphone biasa dilupakan. Ada kalanya kita butuh di saat-saat yang tidak kita duga.


Gue iseng-iseng mencoba sebuah handphone atau ponsel lokal yang murah meriah di budget Rp150 ribuan, Strawberry ST22. Awalnya gue kaget, "Ada ya HP semurah ini?" Sudah gitu, ada kamera, dual SIM on, memory card, music player, flashlight, dan bahkan bluetooth. HP paling murah dari Nokia atau Samsung saja minimal masih Rp250ribuan dan itu juga hanya bisa telepon dan SMS.

Nah, daripada penasaran, gue langsung beli deh buat di-unboxing dan share ke elo semua.

Paket Penjualan

Strawberry ST22 datang dengan sebuah kotak minimalis yang berwarna biru. Sangat mirip dengan desain kotak Nokia 105, 107, atau 108 zaman dahulu sebelum diakuisisi Microsoft. Apa saja isinya?



Pas dibuka, terdapat sebuah handset di bagian atasnya. Di dalamnya, ada sebuah baterai tipe BL-5C, charger lubang kecil 2.5mm seperti Nokia, handsfree standar, lembar panduan singkat, dan kartu garansi.

Wah, lengkap banget ya untuk zaman sekarang. Gue aja kaget loh, dengan harga segitu bisa mendapatkan handsfree. Smartphone 2 jutaan sekarang saja sudah jarang yang menyertakan handsfree. Ya, meski kualitasnya ya jangan berharap banyak juga.

Desain

ST22 sepertinya adalah ponsel Tiongkok yang direbranding menjadi brand lokal. Tersirat namun tidak tertulis. Desainnya identik dengan vendor Nokia dengan seri 108-nya.



Ringan, kecil, dan kompak. Itulah yang gue rasakan saat memegang ponsel ini. Kebetulan unit yang gue beli hanya kebagian warna hitam, padahal terdapat banyak pilihan warna seperti cyan, merah, orange, putih, kuning, dan orange. Alhasil ponsel yang berada di tangan gue, semuanya dibalut dengan warna hitam.

Build quality-nya? Hmm, so-so lah. Tidak sehalus dan sebagus Nokia memang. Namun gue juga sadar diri dan tidak akan komplain jika membeli dengan harga segini.



Keypad dan navigasinya terbuat dari bahan karet. Cukup empuk dan enak ditekan meski menimbulkan bunyi yang cukup terdengar. Namun buat jari yang agak besar, navigasinya sering salah tekan karena komposisi karetnya yang menyatu.

Di bagian bawah terdapat jack audio 3.5mm, lubang charger kecil, dan port microUSB. Di sisi lainnya polos tanpa ada tombol atau port apapun. Di belakangnya ada kamera VGA dan sebuah lampu LED untuk senter. Terakhir di sisi depan, ada barisan keypad serta layar beresolusi 128 x 160 piksel dengan ukuran 1.8 inch yang di atasnya terdapat earpiece merangkap sekaligus speaker utama.

Fitur dan Antarmuka

Sebagai ponsel fitur (feature phone), Strawberry ST22 cukup digdaya di kelasnya. Hampir semua kebutuhan dasar ponsel ada di sini.



Dual SIM on, memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan dua kartu SIM secara bersamaan. Cocok untuk orang yang mempunyai beberapa nomor dengan keperluan berbeda. Ukuran SIM-nya adalah mini SIM atau SIM standar tanpa perlu dipotong.

ST22 juga disertai kemampuan slot memory card berjenis microSD. Tidak disebutkan berapa maksimal ukuran microSD yang didukung, namun gue sarankan tidak di atas 8GB.

Ada music player yang miskin pengaturan. Hanya ada tombol mengubah besar volume dan next/ previous lagu yang diputar. Lagu yang dimainkan cempreng dengan suara lumayan keras. Tidak istimewa namun cukup sebagai pelipur lara.



Kamera VGA yang dibawa juga "sekadar ada". Dengan resolusi maksimal 640 x 480 piksel, hanya cocok digunakan untuk mengabadikan momen mendadak yang dapat dijadikan barang bukti atau bahan obrolan. Setidaknya orang akan lebih percaya jika ada visualnya daripada "ngomong doang".

Ada juga konektivitas bluetooth dan browser internet GPRS. Namun gue sendiri tidak mencobanya karena memang sedang tidak dibutuhkan.



Flashlight berupa satu buah LED dapat dijadikan lampu penerangan di kala benar-benar darurat. Meski kalau harus jujur, masih lebih terang lampu senter LED yang ada di korek/ macis gas yang biasa dibeli seharga tiga ribu Rupiah di pinggir jalan.

Antarmuka atau user interface (UI) ponsel ini sangatlah standar. Kalau bicara user-friendly, masih jauh lebih baik dan lebih enak ponsel Nokia jadul sekalipun. Susunan menu utamanya 3 x 3 dengan warna yang tidak enak dipandang. Hmm, sudah murah kok banyak protes ya? Ya mau bagaimana lagi soalnya memang agak mengganggu sih.



Khusus menu Messaging (SMS), ponsel ini support karakter panjang. Meski lagi-lagi ada keluhan menurut gue. ST22 tidak didukung sent box sehingga kita tidak dapat melihat SMS apa yang telah dikirim. Perlu menjadi catatan tersendiri sih.

Baterai

Strawberry ST22 membawa baterai bertipe BL-5C seperti beberapa tipe Nokia. Tipenya sama namun baterai yang dibawa tidaklah sama dengan Nokia. Kapasitasnya tertulis hanya 500mAh.

Untuk penggunaan sebagai ponsel cadangan, ponsel ini mampu bertahan 2 - 3 hari dengan sekali charge. Cukup SMS dan telepon beberapa kali sehari, dengan kadang-kadang memutar lagu 5 menitan.

Kesimpulan

Strawberry ST22 cocok digunakan sebagai ponsel yang menyasar ke orang-orang dengan budget yang benar-benar mepet.



Fiturnya lumayan lengkap dengan paket penjualan yang komplit. Meski ada beberapa catatan yang mesti dilihat dan dimaklumi ketika meminangnya. Kualitasnya sendiri standar khas ponsel lokal dengan harga sekelasnya.

Namun jika elo mencari handphone cadangan atau backup yang tangguh dan tahan banting, ponsel dari vendor ternama misal Nokia 105 atau Samsung Keystone 3 masih lebih baik. Kualitas materai dan daya tahan baterainya masih jauh di atas ST22 ini.*