Akhir yang Menjadi Awal Segalanya

Perpisahan tidak selalu menjadi akhir dan berupa momen-momen yang menyedihkan. Ada kalanya perpisahan justru sebuah titik kesenangan di mana kita akan mulai menjalani suatu awal yang baru.


Kembali lagi bersama Yipa. Lama tidak nge-post karena sibuk UN dan segala macam, kali ini gua bakal ceritain tentang masa-masa gua jadi anggota SAINTS *eak.

Awalnya gua benaran senang banget akhirnya udah lulus SMA, tapi setelah dipikir-pikir kok cepat banget ya berlalu? Pada akhirnya gua memutuskan flashback gua mulai dari SMAFENTION yang dimulai pertama kali pada tahun 2013.



Kenapa pertama? Karena SMA kami telah menetapkan untuk tidak melakukan kekerasan atau pembullyan kepada murid barunya selama acara orientasi yang berlanjut selama 1 minggu ini. Selama 1 minggu berturut-turut kami dibimbing dan diarahkan untuk melaksanakan apa yang mereka telah rencanakan oleh pihak panitia, sebagaimana untuk memperkenalkan kedisiplinan dan lingkungan belajar di SMA kepada kami.

Seminggu itupun berlalu, kami memasuki pembelajaran. Pada tahun awal ajaran, kami juga diberitahukan kalo kami akan melaksanakan kurikulum 2013 yang baru dibuat oleh pemerintah. Sejak kurikulum itu di tetapkan sekolah kami pun merombak segalanya, mulai dari cara mengajar hingga perpindahan kelas. Perpindahan kelas itu sangat menyenangkan, bisa melama-lamakan masuk ke pembelajaran selanjutnya, ketemu teman atau doi *ups dan lain-lain.

Nah, gak berapa lama kemudian ada pemilihan OSIS angkatan ke sekian(?). Gua pun coba mana tahu masuk kan lumayan nambah skill dan ketemu cogan. Dari sana lah kami memulai segala hal baik yang kecil dilihat sekalipun hingga ke besar.

Setelah itu tidak berapa lama kemudian kami sudah masuk ke SMA. Jadwal semakin padat, tugas yang diberikan harus kami kerjakan tepat waktu. Itu juga membantu kami dalam disiplin, tepat waktu dan tidak menunda (?). Kami sebagai senior menengah harus memberi contoh yang baik pada junior-junior kami.

Pekerjaan yang memberatkan di sekolah adalah tugas yang diharus diselesaikan tepat waktu. Tetapi tak apa karena hasilnya adalah kami semakin disiplin. Memasuki senior teratas adalah hal yang paling menyenangkan karena kita sudah dianggap dewasa dan sudah mau lulus.

Di sisi lain gue teringat dengan momen-momen membentuk Saints ID dan menjadi crew-nya, termasuk memulai job sampingan kami dalam menjual merchandise. Gua ingat pertama kali yang harus kami lakukan adalah berpikir, merancang, dan membuat cara promosi yang baik. Sehingga ke depan, crew yang bakal jadi generasi ke-2 tinggal meningkatin penjualan dan promosi dengan cara yang lebih menarik lagi.

Namun di saat gua sudah hampir mau lulus yang disibukkan berbagai tugas akhir, ujian praktik, ujian sekolah, dan sebagainya, gua dan beberapa crew lainnya hampir lupa untuk melaksanakan tugas sampingan kami ini. Sampai pada akhirnya founder Saints ID memilih untuk mulai merekrut anggota baru yang dapat meneruskan dan menjadi regenerasi kami.

Tetapi selama kami masih belum lulus kami masih tetap anggota ini. Sedih e jadinya... Mengingat pas kerja bareng-bareng enaklah. Meski kalau ngumpul lumayan rumit dan ribet karena terbentur jadwal masing-masing. Yang bisa berkumpul di hari Minggu cuma bertiga padahal anggotanya berempat. Nah kalau hari biasa berdua karena hanya dua orang yang memiliki jadwal sama (karena sama-sama kelas 12), sedangkan satunya lagi kerja dan satunya lagi berada di gereja kadang-kadang.

Selain kebersamaan itu, selama menjadi crew Saints juga ada keenakan lain. Ditraktir. Sama bos alias founder tentunya, hahahaha. Baik juga bosnya. Meski harus hati-hati karena dia sedikit... Ya gitu lah (?).

Hingga detik-detik terakhir di mana waktunya untuk kami menghadapi Ujian Nasional. Ini adalah ujian terakhir kami yang sekaligus merupakan 40% penentu kelulusan kami di SMA apa tidaknya. Tentu saja ada beberapa dari kami yang ketakutan tetapi kami harus bisa dalam menghadapinya.

Bidang studi yang di UN-kan mulai disambut dengan pelajaran umum ke pelajaran peminatan selama 3 hari berturut-turut. Setelah selesai kami senang sekali karena kami telah melewati tantangan yang beberapa hari ini membebani kami. Walaupun beberapa dari kami masih ada yang takut mengikuti Paket C alias remedial Ujian Nasional.

Tapi kami harus pisah dulu sebelum ketahuan apakah kami mengikuti ujian paket C ini. Semua teman-teman pun bergembira tak terkecuali gua. Ya, meski gua masih merasa takut kalo misalnya gua gak lulus gua ikut paket C kan bikin malu ortu aja. Tapi hal itu jangan dipikirkan dulu masih ada masalah lain yang belum gua pikirkan.

Keesokan harinya, gua sama salah satu crew cari baju dress buat nanti malam di momen perpisahan. Selama 2 jam akhirnya dapat dan kami segera pulang kerumah masing-masing. Sekitar jam 4 sore, gua udah di sekolah lalu balik lagi ke rumah Jece untuk jemput dia sama Winnie dan Jesslyn.



Setelah tiba, kami berhasil dapat tempat depan. Acara pun dimulai satu persatu di pentaskan hingga pemutaran video masa kecil kami. Semua orang tertawa gembira. Gua merasa acara kami yang bikin seru bagian pemutar video. Karna ada muka kami terpajang disitu. Kami tahu suatu hari nanti kami akan merindukan satu sama lain. Tak terkecuali guru, karena mereka lah yang membimbing kami selama 3 tahun terakhir ini.

Dengan perpisahan ini, gua berharap semoga bukan menjadi pertemuan terakhir kami melainkan awal dari segala perjalanan, kesuksesan, dan keberhasilan ke depannya. Bukan saja kami tetapi juga sekolah kami akan maju terus hingga dapat mengharumkan nama Indonesia di manapun kami para alumni berada. Amin.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama